TUGAS
EKONOMI KELEMBAGAAN
“Pengimplementasian
Kebijakan Pengembangan Gapoktan sebagai Lembaga Keuangan Mikro Pedesaan”
ANASTASIA
BR DEPARI 05111001081
ATALIA
SEMBIRING 05111001096
ISYURA
E 05111001058
JURUSAN
AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
PENDAHULUAN
Banyaknya
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di setiap daerah yang tidak berkembang
menyebebkan produk pertanian tidak menyebar dengan merata dan para petani juga
sering kesulitan dalam hal menyediakan faktor-faktor produksi yang mereka
butuhkan sehingga banyak diantara mereka yang berhenti bertani sehingga sering
terjadi kenaikan harga dengan tiba-tiba karena kelangkaaan suatu produk
pertanian tertentu. Karena hal tersebut pemerintah mengambil langkah dengan
membuat peraturan untuk mengembangkan Gapoktan sebagai Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis sehingga para petani akan lebih maju.Karena hal tersebut kami
membuat makalah ini yang berjudul “Pengimplementasian Kebijakan Pengembangan
Gapoktan sebagai Lembaga Keuangan Mikro Pedesaan”.Kami berharap dengan adanya
makalah ini akan semakin banyak Gapoktan yang semakin berkembang sehingga
produk pertanian Indonesia juga akan semakin maju.
PEMBAHASAN
Lemahnya kelembagaan
pertanian, seperti perkreditan, lembaga input, pemasaran, dan penyuluhan menyebabkan belum dapat
menciptakan suasana
kondusif untuk pengembangan
agroindustri perdesaan. Selain itu,
lemahnya
kelembagaan ini berakibat pada sistem pertanian tidak efisien, dan keuntungan yang diterima petani
relatif rendah. Dari
sisi kelembagaan, akan dijumpai kendala
yang bersifat fungsional, karena
pendekatan strategi revitalisasi pertanian yang terkesan sektoral.
Pemberdayaan petani dan usaha kecil di perdesaan oleh pemerintah
hampir selalu menggunakan pendekatan
kelompok.
Salah satu kelemahan yang mendasar adalah kegagalan pengembangan kelompok dimaksud, karena tidak
dilakukan melalui proses sosial yang matang.
Kelompok
yang dibentuk terlihat hanya sebagai alat kelengkapan proyek, belum sebagai wadah untuk pemberdayaan
masyarakat secara hakiki. Introduksi
kelembagaan
dari luar kurang memperhatikan struktur
dan jaringan kelembagaan lokal
yang telah ada, serta kekhasan
ekonomi, sosial, dan politik yang berjalan.
Pengembangan
kelembagaan perlu memperoleh perhatian khusus, karena ia merupakan komponen utama dalam
strategi revitalisasi secara keseluruhan.
Gapoktan tersebut akan senantiasa
dibina dan dikawal hingga menjadi lembaga usaha yang mandiri, profesional dan
memiliki jaringan kerja luas. Lembaga pendamping yang utama adalah Dinas
Pertanian setempat, di mana para penyuluh merupakan ujung tombak di lapangan. Penguatan dari sisi
lain adalah melalui implementasi
berbagai kegiatan pemerintah yang didistribusikan ke desa, dimana Gapoktan selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan
yang memungkinkan. Pembentukan Gapoktan didasari
oleh visi yang diusung, bahwa pertanian
modern tidak hanya identik dengan mesin pertanian yang modern tetapi
perlu ada organisasi yang dicirikan dengan adanya
organisasi ekonomi yang mampu
menyentuh dan menggerakkan perekonomian di perdesaan melalui pertanian, di antaranya adalah dengan membentuk
Gapoktan (Sekjen Deptan, 2006).
Unit-unit usaha dalam Gapoktan dapat
menjadi penggerak perekonomian di perdesaan.
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis merupakan
Lembaga intermediasi keuangan bagi para anggota kelompok tani dan warga yang terpilih dari lingkungan
ikatan pemersatunya (tingkat desa) yang bersepakat untuk bekerjasama saling
menolong dengan menabung secara teratur dan terus-menerus sehingga terbentuk
modal bersama yang terus berkembang, guna dipinjamkan kepada para anggota untuk
tujuan produktif dan kesejahteraan dengan tingkat bagihasil/jasa tabungan
maupun pembiayaan yang layak dan bersaing.
Gapoktan PUAP merupakan salah satu contoh lembaga petani di
pedesaan yang diharapkan sebagai lembaga pembiayaan agribisnis perdesaan. Gapoktan PUAP ini
berperan
sebagai salah satu unsur pelancar bagi keberhasilan dalam program pembangunan sektor
pertanian. Peranan
kredit bukan saja sebagai pelancar pembangunan, tetapi dapat juga menjadi unsur
pemacu adopsi teknologi yang diharapkan mampu meningkatkan produksi, nilai
tambah dan pendapatan masyarakat.
Dalam hal ini Gapoktan PUAP diharapkan sebagai model pemberdayaan kelembagan petani khususnya lembaga
pembiayaan agribisnis di pedesaan. Salah satu indikator untuk menilai Gapoktan sebagai lembaga keuangan
mikro agribisnis dengan melihat kinerja dari penyaluran dana dan pendapatannya.
Pemberdayaan
Gapoktan PUAP menjadi Lembaga Keuangan Keuangan Mikro Agrobisnis di Pedesaan memerlukan
tahapan-tahapan, antara lain :
1. Identifikasi Kebutuhan.
2. Sosialisasi Kegiatan Lkm-A.
3. Pembentukan Pengurus dan Pengelola
Lkm-A,
4. Penyusunan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rumah Tangga (ART).
5. Operasionalisasi LKM-A.
6. Pengembangan LKM-A.
Kondisi kinerja penyaluran dana BLM Gapoktan PUAP
belum optimal. Hal ini dikarenakan permasalahan-permasalahan antara lain; letak
geografis, pendampingan dari pemerintah kabupaten kota
yang belum optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Blitary,
A.B. 2010. Memberdayakan Usaha Petani / Agribisnis Perdesaan Melalui pendekatan
Keuangan
Mikro (Konsep Dasar Lkm Agribisnis) Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
- PINBUK
Deptan.
2006. Bahan Rapat Kerja Deptan dengan DPD-RI, tanggal 19 Juni 2006. Deptan,
Jakarta.
Departemen
Pertanian. 2008. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
(PUAP).
Deptan. Jakarta
Syahyuti.
2003. Bedah Konsep Kelembagaan: Strategi Pengembangan dan Penerapannya
dalam
Penelitian Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi
Pertanian, Bogor
Las Vegas, NV Casinos Near Harrah's Casino, 777 - MapYRO
BalasHapusFind 경기도 출장안마 your perfect 강릉 출장샵 location with 동해 출장샵 more than 2,500 slot machines, 경주 출장마사지 over 문경 출장안마 1600 table games and a hot tub for your trip.